May 2025 - Festival Sinema Australia-Indonesia (FSAI) 2025 resmi dimulai pada 16 Mei dan akan berlangsung hingga 14 Juni mendatang. Memasuki perayaan satu dekade, festival ini memperkuat misinya sebagai jembatan budaya antara dua negara melalui film. Selama hampir satu bulan penuh, FSAI akan hadir di sepuluh kota besar di Indonesia: Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Padang, Surabaya, Semarang, Denpasar, Mataram, Manado, dan Makassar. Festival ini menghadirkan kombinasi menarik antara pemutaran film pilihan dan sesi masterclass bersama pelaku industri film dari kedua negara.
(Dok. Pribadi) Instagram.com/kedubesaustraliaPada edisi spesial ulang tahun ke-10 ini, penonton dapat menikmati berbagai film dari Australia dan Indonesia yang mewakili genre dan gaya bercerita yang beragam. Dari Australia, akan ditayangkan The Dry, sebuah drama kriminal penuh ketegangan yang menggali kasus lama di tengah lanskap kota kecil yang sunyi. The Lost Tiger menawarkan cerita misteri yang dibalut dengan elemen petualangan, memberikan warna tersendiri dalam program tahun ini. Untuk penonton keluarga, film Runt hadir dengan kisah inspiratif dan pesan moral yang kuat. Genre horor juga mendapat tempat melalui Late Night with The Devil, yang mengusung konsep talk show supranatural dan telah menarik perhatian sejak pemutarannya di berbagai festival internasional. Sementara itu, A Royal in Paradise membawa nuansa romansa ringan yang berpadu dengan keindahan latar tropis, menawarkan hiburan yang menyenangkan bagi penonton segala usia.
Dari Indonesia, dua film panjang yang diproduksi oleh Visinema Pictures ikut meramaikan jajaran film utama. Heartbreak Motel merupakan karya terbaru penulis populer Ika Natassa yang mengangkat tema cinta, luka, dan pemulihan diri dalam balutan visual yang elegan dan emosional. Satu lagi adalah Mencuri Raden Saleh, film aksi petualangan yang menampilkan kisah sekelompok anak muda yang mencoba mencuri karya seni legendaris. Film ini telah mendapat sambutan positif di dalam negeri dan kini berkesempatan untuk memperluas jangkauan penontonnya lewat FSAI.
(Dok. Pribadi) Instagram.com/kedubesaustralia
Tak hanya menghadirkan film-film pilihan, FSAI 2025 juga menawarkan sesi masterclass eksklusif sebagai ruang berbagi pengetahuan antara kreator film Australia dan Indonesia. Sesi ini terbuka untuk umum dan diharapkan dapat memberikan wawasan lebih dalam bagi para pembuat film muda, penulis, maupun penggemar sinema yang ingin mengenal proses kreatif di balik layar. Diskusi seputar penulisan naskah, produksi lintas budaya, dan strategi distribusi menjadi bagian dari rangkaian acara yang akan digelar di beberapa kota penyelenggara.
Melalui kolaborasi berkelanjutan ini, Festival Sinema Australia-Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam membangun jembatan pemahaman lintas budaya. Film menjadi medium efektif untuk menyuarakan perspektif, mengenalkan budaya, dan menciptakan ruang empati yang lebih luas. Informasi lengkap mengenai jadwal pemutaran, lokasi acara, serta pendaftaran masterclass tersedia di situs resmi FSAI 2025: fsai.id.
Antusiasme terhadap Festival Sinema Australia-Indonesia 2025 juga terlihat dari dukungan komunitas film lokal di tiap kota. Berbagai komunitas dan institusi pendidikan seni turut ambil bagian sebagai mitra penyelenggara lokal, mulai dari membantu promosi hingga menjadi tuan rumah pemutaran dan diskusi film. Keterlibatan ini tak hanya memperkuat jejaring antar pelaku film Indonesia dan Australia, tetapi juga memperluas akses masyarakat terhadap sinema berkualitas, menjadikan FSAI bukan sekadar festival film, melainkan gerakan budaya lintas negara yang terus bertumbuh.