Senin, 12 Mei 2025

Visinema dan "Jumbo" : Karya yang Melampaui Tren Teknologi

Maret 2025 - Film animasi Indonesia berjudul Jumbo mencetak sejarah baru di industri perfilman nasional dengan menjadi film animasi terlaris sepanjang masa. Disutradarai oleh Ryan Adriandhy dan diproduksi oleh Visinema Studios, Jumbo dirilis pada 31 Maret 2025 dan telah menarik perhatian lebih dari 9,2 juta penonton di seluruh Indonesia. Pencapaian ini menjadikan Jumbo sebagai film animasi lokal dengan jumlah penonton terbanyak, sekaligus mengukuhkannya sebagai film Indonesia terlaris kedua sepanjang masa setelah KKN di Desa Penari.

(Dok. Pribadi) Instagram.com/jumbofilm_id

Film ini mengisahkan tentang Don, seorang anak yatim piatu berusia 10 tahun yang bertubuh besar dan sering merasa terasing karena perbedaan fisiknya. Don memiliki sebuah buku dongeng yang diwariskan oleh orang tuanya, yang berisi ilustrasi dan cerita ajaib. Melalui petualangan yang penuh imajinasi dan pesan emosional yang kuat, Jumbo menyampaikan cerita yang menggugah dan dekat dengan kehidupan anak-anak Indonesia, sambil membungkusnya dengan visual animasi berkualitas tinggi.

Hal yang membuat pencapaian film ini semakin istimewa adalah proses produksinya yang tidak melibatkan kecerdasan buatan (AI). Selama lima tahun, lebih dari 420 kreator lokal terlibat secara langsung dalam mengerjakan animasi, dari tahap pra-produksi hingga pascaproduksi, tanpa bantuan AI. Langkah ini merupakan bentuk dedikasi terhadap kualitas dan kreativitas sumber daya manusia di industri animasi Indonesia. Keputusan untuk tidak menggunakan teknologi AI dalam proses produksi menjadi penegasan bahwa kreativitas manusia masih memegang peranan penting dalam menciptakan karya seni yang autentik.

Selain sukses di dalam negeri, Jumbo juga berhasil menembus pasar internasional. Film ini menjadi film animasi Indonesia pertama yang dirilis secara global di 17 negara, termasuk di Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika Utara. Rilisan internasional ini membuka peluang baru bagi film-film Indonesia lainnya untuk lebih dikenal secara global dan memperluas jangkauan cerita-cerita dari tanah air kepada audiens dunia.

Keberhasilan Jumbo membawa angin segar bagi industri perfilman dan animasi Indonesia, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda yang bercita-cita menjadi animator atau sineas. Dalam era ketika teknologi AI semakin banyak digunakan dalam proses kreatif, Jumbo menunjukkan bahwa karya yang dikerjakan sepenuhnya oleh manusia masih mampu memberikan dampak besar dan diapresiasi luas oleh penonton. Pencapaian ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi antar seniman, pekerja kreatif, dan rumah produksi dalam membangun karya yang berkualitas tinggi.

Dengan prestasi ini, Jumbo bukan hanya menjadi film yang menghibur, tetapi juga simbol dari kekuatan kolaborasi dan dedikasi industri kreatif lokal. Film ini menandai langkah maju yang penting dalam perkembangan animasi Indonesia, serta membuka jalan bagi karya-karya baru yang dapat bersaing di kancah global.

Kesuksesan Jumbo juga memicu diskusi luas di kalangan pelaku industri tentang masa depan animasi lokal di tengah perkembangan teknologi. Meskipun film ini memilih tidak menggunakan AI, kehadiran teknologi tersebut tetap menjadi pertimbangan penting untuk efisiensi dan inovasi di proyek-proyek mendatang. Namun, Jumbo membuktikan bahwa dengan investasi pada sumber daya manusia dan proses kreatif yang matang, hasil akhir tetap bisa bersaing secara global. Hal ini menjadi momentum refleksi bagi industri film Indonesia untuk menyeimbangkan antara pemanfaatan teknologi modern dan penghargaan terhadap talenta kreatif lokal yang selama ini menjadi fondasi utama perfilman nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Festival Sinema Australia-Indonesia 2025: Merayakan Satu Dekade Kolaborasi Sinematik

May 2025 - Festival Sinema Australia-Indonesia (FSAI) 2025 resmi dimulai pada 16 Mei dan akan berlangsung hingga 14 Juni mendatang. Memasuki...