Jumat, 18 April 2025

The Wisdom of the Sea : Saatnya Dokumenter Menjadi Suara Bagi Bumi

 The Wisdom of the Sea (X @galerinasional_)

Di tengah arus hiburan cepat saji dan dominasi film komersial yang berfokus pada efek visual megah, dokumenter The Wisdom of the Sea: Widya Segara hadir sebagai ruang refleksi yang langka. Diputar rutin di Galeri Nasional Indonesia, film karya Humanika Artspace ini tidak hanya menyuguhkan keindahan laut Nusantara, tapi juga menyuarakan kehidupan masyarakat pesisir yang tumbuh selaras dengan alam. Lewat kisah nyata dan visual yang menyentuh, film ini mengingatkan kita pada fungsi layar yang sejati: menyadarkan dan merekam kenyataan.

Keberadaan film ini sangat penting, bahkan mendesak. Di tengah derasnya modernisasi yang menggerus tradisi dan krisis lingkungan yang mengancam ekosistem laut, suara masyarakat pesisir nyaris tak terdengar. Widya Segara menghadirkan narasi dari akar rumput, dengan gaya sinematik yang puitis namun jujur. Ia membawa penonton menyelami lebih dari sekadar panorama samudra, tapi juga nilai-nilai hidup yang telah diwariskan antar generasi, namun jarang mendapatkan ruang di media arus utama.

Indonesia dengan garis pantai yang sangat panjang seharusnya menjadikan laut sebagai bagian penting dari identitas nasional. Namun kenyataannya, masyarakat pesisir justru sering terpinggirkan dari wacana pembangunan. Dokumenter ini menjadi penghubung antara kearifan lokal dan isu global, serta menjadi media pengingat bahwa budaya laut adalah warisan berharga yang perlu dijaga bersama.

Film dokumenter seperti ini tak hanya menyajikan estetika, tetapi juga mengandung etika. Ia memberi panggung bagi mereka yang selama ini terabaikan, serta memperkuat peran seni film dalam membangun empati dan kesadaran sosial. Sudah saatnya dokumenter diberi tempat lebih luas — di sekolah, kampus, ruang komunitas, hingga televisi nasional. Kita perlu menonton tidak hanya untuk hiburan, tetapi untuk memahami dan tergerak melakukan perubahan.

Widya Segara membuktikan bahwa dokumenter bisa indah, menyentuh, dan membangkitkan kesadaran. Mari kita dukung karya-karya serupa agar lebih banyak suara alam, budaya, dan kemanusiaan bisa didengar. Karena laut bukan sekadar bentang air, melainkan sumber pengetahuan dan harapan bagi masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Festival Sinema Australia-Indonesia 2025: Merayakan Satu Dekade Kolaborasi Sinematik

May 2025 - Festival Sinema Australia-Indonesia (FSAI) 2025 resmi dimulai pada 16 Mei dan akan berlangsung hingga 14 Juni mendatang. Memasuki...